Senin, 28 Mei 2012

Aitareya Upanisad (bagian 3 habis)

MASUKNYA ÀTMAN (JIWA) KE DALAM RAGA

s ¡=tú kq' iNvd' md*te Syaidit - s ¡=tú ktre, p[pÛa —it - 
s ¡=tú yid vacai.Vyaòt'ú yid p[a,enai.p[ai,tm( - yid c=uza d*ìm( - 
yid è[ote, è[utm( - yid Tvca Sp*ìm( - yid mnsa ?yatm( - yÛpanena>ypaintm( - 
yid ixè{en ivs*ìm( - Aq ko_himit --11--



I.3.11. sa ìkûata: kathaý nvidaý mad åte syàd iti. sa ìkûata, katareóa prapadyà iti. sa ìkûata, yadi vàcàbhivyàhåtaý; yadi pràóenàbhipràóitam, yadi cakûuûà dåûþam, yadi úroteóa úrutam, yadi tvacà spåûþam, yadi manasà dhyàtam, yady apànenàbhyapànitam, yadi úiúnena visåûþam, atha ko’ham iti. 
11. Dia berpikir. Bagaimana makanan itu ada tanpa aku? Dia berpikir, melalui (jalan) apa aku harus memasukinya? Dia berpikir (lagi), bila berbicara melalui wicara, bila bernafas melalui nafas, bila melihat melalui mata, bila mendengar melalui telinga, bila meraba melalui kulit, bila samàdhi adalah melalui pikiran, bila bernafas ke luar adalah melalui nafas-keluar, bila pengeluaran adalah melalui alat kelamin, kemudian aku ini siapa?
  • Wicara dan lain-lainnya itu adalah akibat dan melayani seorang majikan. Raga itu seperti kota dan mesti ada penguasa kota: kàrya-kàraóa-saýghàta lakûaóam puram. Ini adalah untuk penikmat, svàmy-artham. Karena itu penikmat haruslah memasuki raga. Kemudian pertanyaan timbul: “dengan jalan apa aku harus memasukinya?” “Ujung kaki dan ubun-ubun adalah dua jalan masuk ke dalam raga ini, yang merupakan kumpulan dari berbagai bagian. Dengan jalan mana dari keduanya aku harus memasuki kota ini, yang merupakan kumpulan sebab dan akibat?”. Ú.


s Etmev s¢man' ivdayWRtya Üara p[apÛt - sWza - 
ivd*itnaRm Üa" - tdetn{aNdnm( - tSy ]y AavsqaS]y" SvPna" - 
Aymavsqo_ymavsqo_ymavsq —it --12--

I.3.12. sa etam eva sìmànaý vidàryaitayà dvàrà pràpadyata, saiûà, vidåtir nàma dvàá, tad etan nàndanam; tasya traya àvasathàs trayaá svapnàá, ayam àvasatho’yam àvasatho’yam àvasatha iti. 
12. Setelah membuka yang paling ujung dari kepala itu, dari sanalah dia masuk. Inilah bukaan yang disebut vidrti. Inilah yang menyenangkan. Untuk itu ada tiga tempat kediaman; tiga macam mimpi-mimpi sebagai: inilah tempatnya: inilah tempatnya.
  • sìman: ujung kepala, ubun-ubun. Inilah pusat tertinggi dari kesadaran rohani, yang disebut sahasrà, padma berdaun bunga seribu. Ini disebut berada di pusat otak.=== sa sraûþeúvara etam eva mùrdhasìmànaý keúa-vibhàgàvasànam vidàrya cchidraý kåtvà etayà dvàrà màrgeóa imam lokam kàrya-kàraóa-saýghàtam pràpadyata praviveúa. Ú.------ tiga macam mimpi: keterangan mengenai tiga macam keadaan terjaga, mimpi dan tidur pulas dari Màóðùkya Upaniûad. Keadaan biasa dari terjaga adalah yang sering disebut mimpi yang berbeda dengan keadaan yang penuh penerangan.------ S. menjelaskan bahwa mata kanan adalah tempat tinggalnya pada saat terjaga: pikiran di dalam (antar-manas) pada saat mimpi dan ruang dalam jantung (hådayàkàúa) pada saat tidur. Beliau memberi alternatif penafsiran. Tiga tempat tinggal adalah raga ayah, rahim ibu dan raga sendiri.


s jato .UtNyi.VyW:yiTkimhaNy' vavidzidit - 
s Etmev puäz' b[õ ttmmpXyt( - —dmadxRimit --13--

I.3.13. sa jàto bhùtany abhivyaikhyat kim ihànyaý vàvadiûad iti, sa etam eva puruûaý brahma tatamam apaúyat, idam àdarúam iti. 
13. Dia, sesudah dilahirkan, melihat makhluk-makhluk yang diciptakan, apalagi yang ingin dikatakan oleh seseorang? Dia melihat  wujud yang satu ini yaitu brahman yang berada di mana-mana, “Aku telah melihat semuanya ini”, katanya. 
  • tatamam: ada di mana-mana, takàreóaikena luptena tatatamam vyàptatamam paripùróam àkàúavat. Ú.


tSmaiddNd–o namedNd–o h vW nam timdNd–' sNtimNd– —Tyac=te pro=e, - 
pro=ip[ya —v ih deva" --14--

I.3.14. tasmàd idandro nàmedandro ha vai nàma tam idandraý santam indra ity àcakûate parokûeóa, parokûa-priyà iva hi devàá. 
14. Karena itu namanya adalah Idandra. Sesungguhnya Idandra adalah namanya. Untuk dia, mereka menyebutnya secara tidak langsung Indra. Para dewata rupanya memang suka kepada hal-hal yang tersembunyi.
  • idandra: yang mengerti ini.
    indra: kata yang menyatakan obyek di luar batas penglihatan



BAB II
TIGA KELAHIRAN DARI ÀTMAN (JIWA)

puäze h va Aymaidto g.oR .vit - ydetd–etStdett( sveR>yo_½e>yStej" sM.Utm( - 
AaTmNyevaTman' iv.itR - tÛqa iS]ya' isHcTyqWnÄnyit - tdSy p[qm' jNm --1--

II.1.1. puruûe ha và ayam àdito garbho bhavati, yad etad retas tad etat sarvebhyo’ògebhyas tejaá sambhùtam, àtmany evàtmànaý vibharti, tad yathà striyàý siñcaty athainaj janayati, tad asya prathamaý janma. 
1. Pada satu wujudlah sebenarnya, yang satu ini pertama-tama menjadi benih. Itu yang berupa air mani adalah kekuatan yang datang dari semua anggota raga. Pada àtman sesungguhnya seseorang melahirkan àtman. Ketika dia menanamkannya kepada seorang perempuan, perempuan tersebut kemudian melahirkannya. Inilah kelahiran pertama.


tt( iS]ya AaTm.Uy' gC^it - yqa Svm½' tqa tSmadena' n ihniSt - 
saSyWtmaTmanm] gt' .avyit --2--

II.1.2. tat striyà àtmabhùyaý gacchati, yathà svam aògam tathà tasmàd enàý na hinasti, sàsyaitam àtmànam atra gataý bhàvayati. 
2. Ini menjadi satu dengan perempuan itu, seperti bagian dari raganya sendiri. Karena itu ini tidak menyakitinya. Dia mengasuh àtman yang telah datang kepadanya.
  • bhàvayati: memupuk, vardhayati, paripàlayati. Ú.


sa .avy]¢ .aviytVya .vit - t' S]¢ g.| iv.itR - 
so_g[ Ev k¦mar' jNmno_g[e_i/ .avyit - 
s yTk¦mar' jNmno_g[e_i/.avyTyaTmanmev tÙavyTyeza' 
lokana' s'tTy Ev' s'tta h¢me loka" - tdSy iÜt¢y' jNm --3--

II.1.3. sà bhàvayatrì bhàvayitavyà bhavati, taý strì garbhaý vibharti, so’gra eva kumàraý janmano’gre’dhi bhàvayati, sa yat kumàraý janmano’gre’ dhibhàvayaty àtmànam eva tad bhàvayaty eûàý lokànàý saýtatya evaý saýtatà hìme lokàá, tad asya dvitìyaý janma. 
3. Dia karena berperan sebagai pengasuh, harus juga diasuh. Perempuan itu melahirkan benih. Dia mengasuh si bayi sebelum dan sesudahnya kelahiran. Ketika dia mengasuh bayi itu sebelum dan sesudah kelahiran, dia sebenarnya mengasuh dirinya sendiri, untuk kelanjutan dunia-dunia ini; hanya dengan begitulah dunia-dunia ini berlanjut. Inilah kelahiran yang kedua.
  • agre: sebelum (kelahiran), pràg janmanaá. Ú. 
  • adhi: sesudah (kelahiran), ùrdhvaý janmanaá. Ú.
  • àtmànam: dirinya sendiri. Sang ayah dikatakan akan lahir sebagai puteranya, pitur àtmaiva hi putra-rùpeóa jàyate. Ú.


so_SyaymaTma pu<ye>y" kmR>y" p[it/¢yte - 
AqaSyayimtr AaTma ²t²Tyo vyogt" p[Wit - 
s —t" p[yn{ev punjaRyte - 
tdSy t*t¢y' jNm - tduµm*iz,a --4--

II.1.4. so’syàyam àtmà puóyebhyaá karmabhyaá pratidhìyate, athàsyàyam itara àtmà kåta-kåtyo vayo-gataá praiti, sa itaá prayann eva punar jàyate, tad asya tåtìyaý janma, tad uktam åûióà. 
4. Dia (sang anak) yang satu àtman dengan ayahnya dibuat menjadi penggantinya untuk menjalankan perbuatan-perbuatan yang saleh. Kemudian àtman yang satu lagi (dari ayahnya) sesudah menjalankan pekerjaan, setelah mencapai umur, meninggal. Setelah meninggal sesungguhnya dia dilahirkan kembali. Itulah kelahirannya yang ketiga. Hal ini sudah diceritakan oleh orang suci.
  • prayann eva: meninggal, úarìram parityajann eva. Ú.


g.eR nu sn{Nvezamvedmh' devana' jinmain ivëa - 
xtMma pur Aays¢rr=n{`" Xyeno jvsa inrd¢yimit - 
g.R EvWtC^yano vamdev Evmuvac --5--

II.1.5. garbhe nu sann anveûàm avedam ahaý devànàm janimàni viúvà, úatam mà pura àyasìr arakûann aghaá úyeno javasà niradìyam iti, garbha evaitac chayàno vàma-deva evam uvàca. 
5. “Ketika aku dalam kandungan, Aku tahu semua kelahiran para dewata. Seratus benteng dari baja menjagaku. Aku meledak ke luar dari hal ini dengan kecepatan bagai burung elang”. Vàma-veda mengatakan mantera ini bahkan ketika dia berada dalam kandungan.


s Ev' ivÜanSmaC^r¢r.edadU?vR £T¹MyamuiZmn( SvgeR lokw svaRNkamanaPTvam*t" sm.vt( - sm.vt( --6--

II.1.6. sa evaý vidvàn asmàc charìra-bhedàd ùrdhva utkramyàmuûmin svarge loke sarvàn kàmàn àptvàmåtaá samabhavat, samabhavat. 
6. Dia, yang mengerti hal ini dan meloncat ke atas, ketika raga dilebur, menikmati semua keinginan yang ada di svarga dan menjadi langgeng, ya, sesungguhnya menjadi langgeng.



BAB III

ko_ymaTmeit vymupaSmhe - ktr" s AaTma - yen va pXyit - yen va x*,oit - 
yen va gN/anaij`[it - yen va vac' Vyakroit - yen va Svadu caëadu c ivjanait --1--

III.1. ko’yam àtmeti vayam upàsmahe, kataraá sa àtmà, yena và paúyati, yena và úåóoti, yena và gandhàn àjighrati, yena và vàcaý vyàkaroti, yena và svàdu càúvàdu ca vijànàti. 
1. “Siapakah yang satu ini?” “Kita menyembahnya sebagai àtman”. “Yang manakah disebut àtman?”. “Dia dengan apa seseorang melihat, atau dengan apa seseorang mendengar, atau dengan apa seseorang mencium bau atau dengan apa seseorang mengartikan pembicaraan atau dengan apa seseorang membedakan yang manis atau yang tidak”.
  • Bacaan lain akan memberikan: “Siapakah dia yang kita sembah sebagai àtman. Yang mana àtman itu? Dia yang……..?”.


ydetd( òdy' mnéWtt( - s'DanmaDan' ivDan' p[Dan' me/a 
d*iì/*RiìmRitmRn¢za jUit" Sm*it" s'kLp" ¹tursu" kamo vx 
—it svaR<yevWtain p[DanSy nam/eyain .viNt --2--

III.2. yad etad hådayam manaú caitat, saýjñànam àjñànaý vijñànam prajñànam medhà dåûþir dhåtir matir manìûà jùtiá småtiá saýkalpaá kratur asuá kàmo vaúa iti sarvàóy evaitàni prajñànasya nàma-dheyàni bhavanti. 
2. Dia yang berupa hati, pikiran ini, itulah kesadaran, pengertian, pembedaan, buddhi, kearifan, pandangan, keteguhan, pikiran, tahu diri, keinginan, ingatan, gagasan, tujuan, kehidupan, pengendalian, semuanya ini adalah nama dari pikiran. 
  • Di sini kita menemukan pembahagiaan dari berbagai fungsi mental, pengertian-pengertian yang berbeda, gagasan, ilusi demikian pula perasaan dan kemauan.


Ez b[õWz —Nd– - Ez p[japitrete sveR deva —main c pÆ mha.Utain - 
p*iqv¢ vayurakax Aapo Jyoit'z¢Tyetan¢main c =ud–imè[a,¢v - 
b¢jan¢trai, cetrai, ca<@jain c jaäjain c Svedjain coiÙÄain caëa 
gav" puäza hiStno yiTkÆed' p[ai, j½m' c pti] c y Sqavrm( - 
sv| tTp[Dane]' p[Dane p[itiîtm( - p[Dane]o lok" p[itîa - p[Dan' b[õ --3--

III.3. eûa brahmaiûa indra, eûa prajà-patir ete sarve devà imàni ca pañca mahàbhùtàni, påthivì vàyur àkàúa àpo jyotiýûìty etànìmàni ca kûudra-miúràóìva, bìjànìtaràói cetaràói càóðajàni ca jàrujàni ca svedajàni codbhijjàni càúvà gàvaá puruûà hastino yat kiñ cedam pràói jaògamaý ca patatri ca yac ca sthàvaram, sarvaý tat prajñà-netram prajñàne pratiûþhitam, prajñà-netro lokaá prajñà pratiûþhà, prajñànam brahma. 
3. Dialah Brahmà, dialah Indra; dialah Prajà-pati; dialah semua dewata ini: dan (panca mahabhuta) lima macam unsur (zat) ini yaitu tanah, udara, angkasa, air, dan sinar, benda-benda ini dan hal-hal ini yang bercampur dengan api, sebagai hal ini, yaitu berbagai macam biji; mereka yang terlahir dari telor, dan mereka yang terlahir dari kandungan, dan mereka yang terlahir dari keringat dan mereka yang terlahir dari kecambah; makhluk-makhluk kuda, sapi, manusia dan gajah dan apa saja yang bernafas yang ada disini, baik yang bergerak, terbang atau diam saja. Semuanya dia dituntut oleh buddhi dan didasari pada buddhi. Dunia dituntun oleh buddhi. Penopangnya adalah buddhi. Brahma adalah buddhi.
  • brahma: hiraóya-garbhaá pràóaá prajñàtmà Ú.
  • prajà-patiá: yaá prathamajaá úarìrì.
  • Buddhi dikatakan sebagai besar semua keberadaan dan realitass terakhir. Di sini kita melihat harapan-harapan dari pengikut Buddha Vijñànavàda.


s Eten p[DenaTmnaSmaLlokaduT¹MyamuiZmn( SvgeR lokw svaRNkamanaPTvam*t" sm.vt( - 
sm.vt( --4--

III.4. sa etena prajñenàtmanàsmàl lokàd utkramyàmuûmin svarge loke sarvàn kàmàn àptvàmåtaá samabhavat, samabhavat. 
4. Dia dengan àtman, melambung ke atas dari dunia àtman-nya ini dan setelah menikmati semua keinginan di svarga akan menjadi langgeng, ya, sesungguhnya menjadi langgeng.
  • dia: di sini adalah åûi Vàma-deva
Sambungan: Aitareya Upanisad bagian 2
Bersambung: Aitareya Upanisad bagian 3 (habis)

Baca juga:

Upanisad 1 Brahmana Kedua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar