ÚVETÀÚVATARA UPANIÛAD 5
Úvetàúvatara
Upaniûad
termasuk dalam aliran Taittirìya dari Yajur Veda. Nama ini
diambil dari åûi yang memberi ajaran ini. Bersifat tauhid dalam
karakternya dan menyamakan Yang Maha Tinggi brahman dengan Rudra yang
diartikan sebagai penyebab kebendaan dan penyebab yang berdaya guna dari alam
semesta dan bukan saja penciptanya melainkan juga pelindungnya dan pembimbing.
Unsur-unsur
yang berhubungan dengan aliran Ketuhanan, Kepribadian, Tuhan dan bhakti
kepada-Nya yang pasti akan ditemukan dalam Upaniûad lainnya, menjadi bahan
pokok dalam Úvetàúvatara Upaniûad. Penekanannya bukan dalam brahman
Yang Mutlak yang dengan kesempurnaannya yang menyeluruh tidak memungkinkan
adanya perubahan atau perkembangan melainkan atas kepribadian Ìúvara.
Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa yang merupakan perwujudan brahman
Istilah-istilah yang
nantinya dipergunakan oleh falsafah Sàýkhya terdapat dalam Upaniûad ini,
tetapi kegandaan Sàýkhya, puruûa dan prakåti diatasi. Alam atau pradhàna
bukanlah hal yang berdiri sendiri tetapi adalah milik Tuhan, devàtma-úakti. Tuhan adalah màyin pencipta
dunia yang màyà atau yang dibuat olehNya Upaniûad ini mengajarkan
tentang manunggalnya jiwa-jiwa dan alam semesta dalam Yang Nyata dan Maha
Tinggi. Upaniûad ini ingin mempertemukana pandangan falsafah dan keagamaan yang
berbeda yang hangat dalam jaman penyusunannya.
BAB V
Tuhan Yang Esa Dan Immanent
Üe A=re b[õpre TvnNteú
ivÛa_ivÛe inihte y] gU!e -
=r' TvivÛa öm*t' tu ivÛaú
ivÛaivÛe ¡xte yStu so_Ny" --1--
V.1. dve akûare brahma-pare tv anante, vidyà’vidye nihite yatra gùðhe.
kûaraý tv avidyà hy amåtaý tu vidyà, vidyàvidye ìúate yas tu so’nyaá.
1. Dalam brahman yang kekal Yang Maha Tinggi,
tiada terbatas dan abadi terdapat dua hal yaitu pengetahuan dan kebodohan, yang
letaknya tersembunyi. Pengetahuan adalah abadi sedangkan kebodohan tidak. Dan
dia yang mengendalikan pengetahuan dan kebodohan adalah yang lain (berbeda
dengan yang lainnya).
- Dalam kata pengantar dari bab ini, Úaýkarànanda mengamati bahwa bab ini banyak membicarakan mengenai “ITU” dan naskah tatvamasi, walaupun kedua-duanya dibicarakan dalam bab III lebih-lebih lagi sifat dari “engkau”. Tat-tvam-pàdàrthau tåtye ‘dhyàye nirùpitau yady api tathàpi tvam-padàrtho nàtyantaý nirùpitaá; tad-artham ayam pañcamo’dhyàya àrabhyate.
- brahmapare: hiraóyagarbhàt pare atau parasmin brahmaói. Ú.
- gùðhe: tersembunyi. Lokair jñàtum aúakye. Úaýkarànanda.
- kûaram: dapat musnah. Ini adalah penyebab keterikatan, saýsåti kàraóam, sedang vidyà adalah penyebab mokûa, mokûa-hetuá. Ú.
- anyaá: yang lain. tat sàkûitvàt, hanya sebagai saksi. S
- yang satu dan jamak semua ada pada Tuhan Maha Tinggi. Pengetahuan tentang Yang Tunggal asalah vidyà: pengetahuan tentang yang jamak yang terlepas dari Yang Tunggal adalah avidyà.
yo yoin' yoinmi/itîTyeko
ivëain åpai, yion¢é sva" -
¨iz' p[sUt' kipl' yStmg[e
DanWibR.itR jayman'c pXyet( --2--
V.2. yo yonim yonim adhitiûþhaty eko viúvàni rùpàói yonìú ca sarvàá.
åûim prasùtaý kapilaý yas tam agre jñànair bibharti jàyamànaý ca paúyet.
2. Dia, yang tunggal, memerintah atas setiap
sumber, semua bentuk,dan semua sumber. Ia yang menanggung dalam pikiran-Nya dan
melihat saat terlahir orang suci merah
menyala, yang pada permulaannya dibuahi.
- Kebijakan ada lebih dahulu dari jiwa alam semesta
- kapilam: hiraóya-garbham. Lihat IV. 12. IV.1-2
Maksudnya bukan åûi Kapila, penemu dari falsafah Sàýkhya. Yang Maha Tinggi dilukiskan memperhatikan Hiraóya-garbha ketika sedang terlahir. Dialah yang pertama diciptakan Tuhan dan oleh-Nya dianugrahi dengan semua kekuatan. III.4. Hiraóya-garbha atau Brahmà, pencipta adalah perantara antara Tuhan Yang Maha Tinggi dan dunia. Dia adalah jiva alam semesta. Lihat IV. 12; VI. 18. - jñànaiá: dengan pikiran-pikiran-Nya. Lihat catatan IV. 18.
Eek®k' jalM --
V.3. ekaikaý jàlam bahudhà vikurvan, asmin kûetre
saýharaty eûa devaá. bhùyaá såûþvà patayas tatheúas sarvàdhipatyaý kurute
mahàtmà.
3. Tuhan itu, yang, sesudah merentangkan jala satu
persatu dengan berbagai jalan, mengumpulkannya pada lapangan itu, sang
penguasa, setelah menciptakan lagi penguasa-penguasa, àtman yang agung
menggunakan kekuasannya atas semua.
- ekaikam; pratyekam, untuk setiap makhluk, seperti dewata, manusia, binatang-binatang dan lain-lain.
- jàlam; jala, saýsàra
- asmin kûetre; pada lapangan itu, di dunia.
- yasmin, bacaan lain, asmin yatayaá, bacaan lain untuk patayaá
V.4. sarvà diúaá-ùrdhvam adhaú ca tiryak,
prakàúayan bhràjate yadv anaðvàn. evaý sa devo bhagavàn vareóyo yoni-svabhàvàn
adhitiûþhaty ekaá.
4. Seperti matahari, menyinari daerah-daerah, di
atas, di bawah, di seberang, bersinar. Demikian juga Tuhan Yang Maha Esa,
agung, dicintai, memerintah atas semua makhluk yang terlahir dari kandungan.
- Lihat IV. 11. V.2
- yoni-svabàvàn; makhluk apa saja yang terlahir dari kandungan. Ú. mengartikan hal ini sebagai sumber dari keberadaan dunia, seperti unsur-unsur bumi dan lain-lain.
- yoniá kàraóaý kåtsnasya jagataá svabhàvàn svàtmabhùtàm påthivyàdin bhàvàn atau kàraóa-svabhàvàn kàraóa-bhùtàn påthivyàdìn. Ú.
- Yang sering disebut sebagai penyebab dari dunia ini pada dirinya bukankah sebenarnya penyebab dari dalam dirinya. Dia bekerja hanya karena Tuhan bekerja melalui dia.
V.5. yac ca svabhàvam pacati viúvayoniá, pàcyàýú
ca sarvàn parióàmayed yaá. sarvam etad viúvam adhitiûþhaty eko gunàn ca sarvàn
viniyojayed yaá.
5. Sumber semuanya, yang mengembangkan sifatnya
sendiri. Yang menjadikan masak semua yang bisa masak, yang membagi-bagikan
semua sifat-sifat. Dialah yang satu yang memerintah seluruh alam semesta ini.
V.6. tad veda-guhyopaniûatsu gùðham, tad brahmà
vedate brahma-yonim. ya pùrvaý devà åûayaú ca tad viduá, te tanmayà amåtà vai
babhùvuá
6. Itu yang tersembunyi pada upaniûad-upaniûad,
yang tersembunyi pada Veda-veda, Brahman mengerti hal itu sebagai sumber dari Veda-veda.
Dewata dan para åûi yang mengerti akan hal itu, mereka menjadi mempunyai
sifat-sifat itu dan sesungguhnya menjadi abadi.
- veda-guhyopaniûat: Veda ditafsirkan sebagai
bagian dari yajña yang mengajarkan yajña-yajña dan imbalan-imbalannya, karma-kàóða:
guhya, bagian àraóyaka yang mengajarkan pemujaan brahman dalam berbagai
aspeknya, yoga-kàóða dan Upaniûad ini, yang mengajarkan pengetahuan tentang brahman,
yang tidak berbeda jñàna-kàóða.
Ini adalah pendapat Vijñàna-bhikûu. - brahma-yoni: sumber dari Veda atau sumber dari Hiraóya-garbha
- pùrve-devaá adalah bacaan yang lain dari pùrvaý devaá. Dewata jaman dahulu.
- tanmaya, dari sifatnya, tat àtma-bhùtaá. Ú.
Jiwa Individu
V.7. guóànvayo yaá phala-karma-kartà kåtasya
tasyai va sa copabhoktà. sa viúva-rùpas tri-guóas tri-vartmà pràóàdhipas
saýcarati sva-karmabhiá.
7. Tetapi dia yang mempunyai sifat-sifat dan
adalah pelaku dari perbuatan-perbuatan yang menghasilkan buah (yaitu membawa
imbalan), dia adalah penikmat, tentu saja dari akibat dari apa yang telah dia
lakukan. Mengambil bentuk apa saja, ditafsirkan oleh triguóa menelusuri ketiga
jalur, dia, penguasa dari nafas vital (jiwa individu), berkelana ke segala arah
sesuai dengan perbuatan-perbuatannya.
- tri-guóaá:sattva, rajas, dan tamas
- tri-vartma: Lihat I.4. jalan-jalan dharma, adharma dan jñàna atau deva-yàna, pitå-yàna dan manuûya-yàna. Ú.
- Sedang enam ayat pertama membicarakan tentang “ITU” (tat) atau Yang Maha Tinggi, tentang “ENGKAU” (twam), jiva individu mulai dibicarakan dari sini.
V.8. aòguûþha-màtro ravi-tulya-rùpas
saýkalpàhaýkàra-samanvito yaá. buddher guóenàtma-guóena caiva àràgra-màtro hy
aparo’pi dåûþaá.
8. Beliau berukuran sebesar jempol, dengan
penampilan seperti matahari, diberi pikiran dan ego, tetapi hanya dengan
sifat-sifat akal buddhi, dan àtman sepertinya berukuran sebesar ujung tongkat
- apara, dibaca juga avara.
- àtma-guóena: dari sifat-sifat raga, seperti umur tua dan lain-lain. Ú.
V.9. vàlàgra-úata-bhàgasya úatadhà kalpitasya ca.
bhàgo jìvas sa vijñeyas sa cànantyàya kalpate
9. Àtman yang hidup ini supaya diketahui besarnya
seperseratus bagian dari sehelai rmbut yang sudah dibagi seratus, tetapi juga
dia dapat bersifat tidak terbatas.
- àtman individu mempuyai potensi tidak terbatas
V.10. naiva strì na pumàn eûa na caivàyaý
napuýsakaá. yad ca charìram àdatte tena sa rakûyate.
10. Dia bukan betina, bukan jantan dan bukan pula
netral. Raga yang bagai-manapun diambilnya maka seperti itulah bentuknya.
- rakûyate: saýrakûyate, tat tad dharmàn àtmany adhyasyàbhimanyate. Ú.
- bacaan yang lain adalah yujyate atau ditemani. Sambadyate.
- jiwa yang hidup. jìva adalah vijñànàtman. Ú.
V.11. saýkalpana-sparúana-dåûþi-mohair
gràsàmbu-våûþy-àtma vivåddhi-janma. karmànugàny anukrameóa dehì sthàneûu rùpàóy
abhi samprapadyate.
11. Dengan cara berpikir, meraba, pengelihatan dan
nafsu, dengan makanan dan minuman yang melimpah, kemudian terjadilah kelahiran
dan perkembangan dari àtman (yang mempunyai tubuh). Sesuai dengan
perbuatan-perbuatan àtman yang bertubuh ini akan berturut-turut mengambil
bentuk dalam berbagai keadaan-keadaan.
- a.mohaiá; v. homaiá, dengan yajña.
V.12. sthùlàni sùkûmàói bahùni caiva, rùpàói dehì
sva-guóair våóoti. kriyà guóair àtma-guóaiú ca teûàm samyoga-hetur aparo’pi
dåûþaá.
12. Àtman yang bertubuh sesuai dengan kwalitasnya
sendiri memilih berbagai bentuk, kasar dan halus. Sesudah menjadikan dirinya
penyebab dari persatuannya dengan mereka, melalui kualitas dari
tindakan-tindakannya dan melalui kualitas dari tubuhnya, dia dilihat sebagai
yang lain.
Pembebasan Melalui Pengetahuan Tentang Tuhan Yang Esa
V.13. anàdy anantaý kalilasya madhye viúvasya
sraûþàram aneka-rùpam. viúvayaikam pariveûþitàraý jñàtvà devam mucyate
sarva-pàúaiá.
13. Dia yang tanpa permulaan dan tanpa akhir,
ditengah-tengah kekacauan, pencipta semuanya, dalam bentuk yang jamak, yang
sendiri memeluk alam semesta, dia yang mengerti Tuhan akan dibebaskan dari
semua keterikatan.
- Lihat IV.14
Kalilasya: gahana-gabhìra-saýsàrasya. Ú. keajaiban dan misteri dari proses kosmis ditekankan
Devam, jyotì-rùpam paramàtmànam. Ú. yang bersifat sinar, Àtman Maha Tinggi. - Sarva-pàúaiá: avidyà-kàma-karmabhiá. Ú. Ikatan-ikatan kebodohan dan akibat-akibat dari nafsu dan perbuatan.
V.14. bhàva-gràhyam anìðàkhyam, bhàvàbhàva-karaý
úivam. kalà-sarga-karaý devam, ye vidus te jahus tanum
14. Dia yang semestinya ditangkap oleh pikiran,
yang disebut rohani, yang menciptakan keberadaan dan ketiadaan, yang baik,
pembuat dari penciptaan dan bagian-bagiannya, suci, mereka yang mengerti Dia, telah meninggalkan raga mereka.
- anìðàkhyam: Úaýkarànanda membacanya anilàkhyam,yang disebut udara sebagai nafasnya nafas, pràóasya pràóam.
- nìða: tubuh; anìða: tidak mempunyai raga
- kalà: S. menerangkan ini sebagai ke 16 kalàs, mulai dari pràóa atau yang hidup dan berakhir dengan nàma, Praúna VI.4
- Vijñàna-bhikûu mengartikan hal ini sebagai kekuatan yang inherent, dia yang menciptakan dengan kekuatannya yang inherent
- veda-veda dan ilmu-ilmu yang lain disebut kalàs.
BAB VI
Tuhan Yang Esa Immanent Dan Trasenden pada Proses Kosmis
VI.1. svabhàvam eke kavayo vadanti, kàlaý tathànye
parimuhya-mànàá. devasyaiûa mahimà tu loke yenedam bhràmyate brahma-cakram
1. Karena ilusi, beberapa orang bijak berbicara
mengenai sifat-sifat kesatupaduan, yang lain berbicara mengenai waktu ( sebagai
penyebab pokok). Tetapi sebenarnya ini adalah kebesaran Tuhan di dunia ini
dengan apa roda Brahma dibuat berputar.
- Lihat I.2
- Proses kosmis biasanya disamakan dengan roda yang berputar.
- Dia bergerak terus karena kebesaran Tuhan. Ini adalah “bayangan yang bergerak dari yang abadi”. Pada bendera nasional India. Roda ditempatkan pada latar belakang putih. Roda dilukiskan berwarna biru, gagana-sadåúam, megha-varóam, yang ditempatkan pada latar belakang putih, yang merupakan di atas segala warna, gemerlapan yang abadi.
VI.2. yenàvåtaý nityam idaý hi sarvaý, jñaá
kàlakàro guóì sarvavid yaá. teneúitaý karma vivartate ha, påthvyàpya-tejo’nila-khàni
cintyam.
2. Dia oleh siapa dunia ini seterusnya
dikembangkan, yang mengerti pencipta waktu, pemilik sifat-sifat dan semua
pengetahuan. Dikendalikan oleh Dia, pekerjaan penciptaan ini, memperlihatkan
dirinya sendiri, yaitu yang dianggap sebagai bumi, air, api, udara dan angkasa.
- kàlakàro: pencipta waktu: kàlasyàpi kartà: v. adalah kàla-kàlo, penghancur waktu. Kàlasya niyantà. upahartà, kàlaá sarvavinàúakàrì, tasyàpi vinàúakaraá.
- Lihat juga VI.16; (yang mengerti) semua ilmu pengetahuan: sarvavid yaá atau sarva-vidyaá.
VI.3. tat karma kåtvà vinivartya bhùyaá, tattvasya
tattvena sametya yogam. ekena dvàbhyàm tribhir aûþabhir và, kàlena
caivàtma-guóaiú ca sùkûmaiá.
3. Setelah menciptakan dunia ini dan beristirahat
lagi, setelah masuk dan bersatu dengan inti dari àtman, dengan satu, dengan dua
tiga atau delapan atau dengan waktu juga dan sifat yang halus dari àtman.
- satu: puruûa dari falsafah Sàýkhya
- dua: puruûa dan prakåti
- tiga: triguóa, sattva, raja, tama
- delapan: lima unsur kosmis, dan manas (pikiran), akal buddhi (astha prakerti) dan ahaý-kàra (ego). Lihat B.G. VII.4
- àtma-guóaiá: kecendrungan daripada pikiran, cinta, marah dan lain-lain. antaá-karaóa-guóaiá kàmadibhiá. Ú.
VI.4. àrabhya karmàói guóànvitàni, bhàvàn ca
sarvàn viniyojayed yaá. teûàm abhàve kåta-karma-nàúaá karma-kûaye yàti sa
tattvato’nyaá.
4. Siapakah, ketika mulai dengan
pekerjaan-pekerjaannya yang berhubungan dengan triguóa, membagikan semua
keberadaan. Pada keadaan tidak hadirnya guna ini, ada penghancuran dari pekerjaan
yang sudah dilakukan dan pada penghancuran dari pekerjaan dia melanjutkan,
sesungguhnya, yang lain dan beberapa dari apa yang sudah dia hasilkan.
- Menurut S. mantra ini menceritakan kepada kita
bahwa apabila kita membaktikan semua pekerjaan kita kepada ìúvara, maka kita
tidak akan dipengaruhi oleh hukum karma, “orang itu pekerjaannya telah
dihancurkan dan sifatnya disucikan, terus bergerak, berbeda dari semua
benda-benda, dari semua buah kebodohan, mengetahui dirinya menjadi brahman”
viniyojayed: ìúvare samarpayet teûàm ìúvare samarpitattvàd àtma-sambandhàbhàvas tad-abhàve pùrva-kåta-karmaóàý nàúaá karma-kûaye viúuddha-sattvo yàti. Ú. - anyaá v. anyat. Dia pergi kepada brahman yang berbeda dari apa saja yang ada, tatvebhyo vad anyad brahma tad yàti. Ú.
- mantra ini bisa ditafsirkan lain : (1). Tuhan melewati beberapa keadaan tetapi mengetahui diri-Nya berada di atas semuanya: (2). Bila kita mengerjakan pekerjaan bukan untuk kepentingan sendiri tetapi untuk menyenangkan Tuhan, pekerjaan kita tidak akan mengikat kita lagi dan kita menjadi merdeka. Úaýkarànanda dan Vijnana-bhiksu mengikuti penafsiran kedua.
VI.5. àdis sa samyoga-nimitta-hetuá paras trikàlàd
akalo’pi dåûþaá. tam viúva-rùpam bhava-bhùtam ìðyam devaý sva-citta-stham
upàsya pùrvam
5. Dia adalah permulaan, sumber dari
penyebab-penyebab yang mempersatukan jiwa dengan raga. Dia harus dilihat dari
luar dari ketiga waktu (yang lalu, sekarang dan yang akan datang) dan yang
tidak mempunyai bagian-bagian, setelah pertama-tama menyembah Tuhan yang mempunyai
banyak bentuk, asal semua makhluk, yang bersemayam pada pikiran setiap orang.
- sumber dari penyebab-penyebab yang mempersatukan : bandingkan dengan : samyoga-liògodbhavan trailokyam M.B.XII.819.
- akalaá: tanpa bagian-bagian, trans-empiris, niû-prapañcaá. Ú.
- upàsya-pùrvam: pertama menyembah. Penyembahan adalah permulaan dari pegetahuan
- viúva-rùpam: yang mempunyai banyak bentuk. Tuhan
mengambil rupa yang para penyembah memberikan kepada-Nya
upàsakaiá yad yat rùpam upàsyate tat-tad-rùpa-dhàrióam.
VI.6. sa våkûa-kàlàkåtibhiá paro’nyo yasmàt
prapañcaá parivartate’yam. dharmàvaham pàpanudam bhageúaý jñàtvàtmastham amåtaý
viúva-dhàma.
6. Lebih tinggi dan lain daripada bentuk-bentuk
pohon dunia dan waktu adalah dia, dari siapa dunia ini berputar, yang membawa
kebaikan dan menghilangkan kejahatan, penguasa dari kemakmuran, setelah
mengerti Dia sebagai yang berada pada àtman sendri yang abadi, penopang
semuanya, dia akan mencapai brahman.
- våkûa: pohon. Lihat Kaþha VI.1
- dharmàvaham: dharma adalah kekuatan yang bersinar dari Tuhan Penyelamat, yang terwujud pada jiva manusia. Lihat R.V.I.164.
- Úiwa adalah pembawa dharma, dharmàvaha.
VI.7. tam ìúvaràóàm paramam maheúvaram, taý
devatànàm paramaý ca daivatam. patim
patìnàm paramam parastàt, vidàma devam bhuvaneúam ìðyam
7. Dia, yang adalah Penguasa Maha Tinggi dari
penguasa-penguasa, yang adalah Dewata Maha Tinggi diantara dewata, majikan
tertinggi dari majikan-majikan, mengatasi, dia yang hendaknya kita ketahui
sebagai Tuhan, penguasa dunia, yang dicintai.
VI.8. na tasya kàryaý karaóaý ca vidyate, na tat
samaú càpy adhikaú ca dåúyate. paràsya úaktir vividhaiva úrùyate svàbhàvikì
jñàna-bala-kriyà ca
8. Tidak ada tindakan atau alat-alat raga-nya yang
bisa diketahui. Tidak ada yang sama atau yang lebih baik. Kekuatannya yang maha
tinggi ditunjukkkan dalam berbagai hal. Pekerjaan-pekerjaan dari kecerdasannya
dan kekuatannya adalah bersatu pada dalam dirinya.
VI.9. na tasya kaúcit patir asti loke, na ceúità
naiva ca tasya liògam. na kàraóam karaóàdhipàdhipo na càsya kaúcij janità na
càdhipaá
9. Untuk dia tidak ada majikan dari dunia ini,
tidak ada penguasa dan tidak ada tanda-tanda dari Dia. Dia adalah penyebab,
penguasa dari penguasa-penguasa alat-alat indriya, untuk-Nya tidak ada nenek
moyang atau penguasa.
- liògam: tanda, dari mana kita bisa membuktikan Tuhan sebagai api dari asap. dhùma-sthànìyam yenànumìyeta. Ú.
- janità: nenek moyang, janayità. Ú.
VI.10. yas tantunàbha iva tantubhiá pradhànajaiá.
svabhàvataá deva ekaá svam àvåóot, sa no dadhàd brahmàpyayam.
10. Tuhan Yang Esa, yang menutupi sifatnya,
menutup dirinya seperti laba-laba dengan jalannya yang dihasilkan dari pradhana
(benda yang tidak terwujud), semoga Dia mengijinkan kita untuk masuk ke dalam brahman.
- brahmàpyayam: masuk ke dalam brahman, ekì-bhàvam.
Ú.
yathoróanàbhir àtma-prabhavais tantubhir àtmànam eva samàvåóoti, tathà pradhànajair avyakta-prabhavair nàma-rùpa-karmabhis tantusthànìyaiá svam àtmànam àvåóot. Ú. - Sebagai laba-laba yang menutup dirinya dengan jala yang dibuatnya sendiri, demikian pulalah Tuhan Yang Maha Esa menutup dri-Nya dengan hasil-hasil prakåti.
VI.11. eko devas sarva-bhùteûu gùðhas sarva-vyàpì
sarva-bhùtàntar-àtma. karmàdhyakûas sarva-bhùtàdhivàsas sàkûì cetà kevalo
nirguóaú ca.
11. Tuhan Yang Esa yang tersembunyi pada setiap
makhluk ada dimana-mana, àtman dari semua makhluk, penguasa dari semua
tindakan-tindakan, yang bersemayam disemua makhluk, saksi yang mengerti, yang
satu, yang tidak punya sifat.
VI.12. eko vaúì niûkriyàóàm bahùnàm ekam bìjam
bahudhà yaá karoti. tam àtmasthaý ye’nupaúyanti dhìràs teûàý sukhaý úàúvataý
netareûàm
12. Yang satu pengendali yang banyak, yang tidak
aktif, yang membuat satu bibit menjadi jamak. Yang arif, yang mengerti Dia,
yang bersemayam pada àtman, kepada merekalah diberikan kebahagiaan abadi dan
bukan kepada yang lain.
- Lihat Kaþha II.2.12
- niskriyàóàm: tidak aktif. Ú. menerangkan bahwa perbuatan-perbuatan dari mahkluk hidup adalah tersentuh oleh mereka, sarvà hi kriyà nàtmani samavetàá kiý tu dehendriyeûu, àtmà tu niû-kriyo nirguóaá. Ú.
- Lihat B.G. III.20
VI.13. nityo nityànàý cetanas cetanànàm eko
bahùnàý yo vidadhàti kàmàn. tat kàraóaý sàýkhya-yogàdhigamyaý jñàtvà devam
mucyate sarva-pàúaiá
13. Dia adalah yang abadi diantara mereka yang
abadi, yang berbudhi diantara yang cerdas, yang satu diantara yang banyak, yang
mengabulkan keinginan-keinginan. Penyebab itu yang mesti dikenal dengan
pembedaan ( menurut samkhya) dan mengendalikan diri (yoga) dengan mengenl Tuhan
seseorang akan terbebas dari semua belenggu.
- Lihat Kaþha II.2.13
nityo nityànàm: yang abadi diantara yang abadi. Jiwa yang hidup adalah abadi dan Dia adalah diantara mereka atau abadi ini mungkin diartikan utu unsur-unsur bumi, air, dan lain-lain. jìvànàm madhye…adhavà påthivyàdìnàm madhye. Ú.
VI.14. na tatra sùryo bhàti na candra-tàrakam,
nemà vidyuto bhànti kuto’yam agniá. tam eva bhàntam anubhàti sarvam, tasya
bhàsà sarvam idaý vibhàti.
14. Matahari tidaklah bersinar di sana, tidak pula
bulan dan bintang-bintang, tidak juga kilat dan pasti juga tidak ada api. Sesudah
Dia bersinar, setiap benda bersinar, dengan sinar-Nya semua diterangi.
- Lihat Kaþha II.2.15: M.U.II.2.10: B.G.XV.6
VI.15. eko haýso bhuvanasyàsya madhye, sa evàgnis
salile sanniviûþaá. tam eva viditvàtimåtyum eti, nànyaá panthà vidyate’yanàya
15. Satu-satunya burung angsa (hamsa) di tengah
dunia ini. Inilah sesungguhnya api yang telah memasuki lautan. Hanya dengan
mengerti Dia-lah seseorang mengatasi kematian. Tidak ada jalan lain untuk
menuju ke tempat itu.
- haýsa: burung angsa, àtman maha tinggi yang menghancurkan sumber keterikatan, kebodohan dan lain-lain, hanti avidyàdi-bandha-kàraóam iti haýsaá
VI.16. sa viúva-kåd viúva-vid àtma-yonir jñaá
kàla-kàro guóì sarvavidyaá. pradhàna-kûetrajña-patiá-guóeúaá
saýsàra-mokûa-sthiti-bandha-hetuá
16. Dia adalah pencipta semua, yang mengerti
semua, penyebab sendiri, yang mengerti, pencipta waktu, pemilik sifat-sifat,
yang mengetahui segalanya, penguasa alam dan jiva, penguasa sifat-sifat,
penyebab keberadaan dunia dan pembebasan, kelanjutan dan keterikatan.
- àtma-yoniá: penyebab sendiri, àtmà càsau yoniú cet àtma-yoniá. Ú.
- àtmànam yoniá, àtma yoniá : sumber semua àtman
- kàlà-kàro : pencipta waktu, Lihat VI.2.21
- pradhàna avyaktam, alam
- kûetrajñà : vijñànàtmà, jiwa
- Yang Maha Tinggi mengikat, mempertahankan dan menghancurkan keberadaan dunia.
VI.17. sa tanmayo hy amåtà ìúa-saýstho jñas
sarvago bhuvana-syàsya goptà. ya ìúe asya jagato nityam eva-nànyo hetur vidyate
ìúanàya.
17. Menjadi hal seperti itu, abadi, keberadaan
sebagai penguasa, yang mengerti, yang maha tahu, penjaga duna ini adalah Dia
yang memerintah dunia selamanya, sebab tiada ditemukan penyebab lain untuk
memerintah.
- ìúa-saýsthaá: keberadaan seperti penguasa, ìúe svàmini samyak sthitiá yasyàsau ìúa-saýsthaá.
- Tiada yang lain yang bisa memerintah dunia. nànyo hetuh samartho vidyate. Ú.
VI.18. yo brahmàóaý vidadhàti pùrvam, yo vaivedàýú
ca prahióoti tasmai. taý ha devam àtma-buddhi-prakàúam mumukûur vai úaraóam
aham prapadye.
18. Kepada Dia, yang dahulu kala menciptakan
Brahmà yang menyerahkan Veda kepadanya, kepada Tuhan itu yang melalui
anugrah-Nya sendiri mewujudkan diri-Nya, aku sendiri yang sangat menginginkan
pembebasan menyerahkan diri.
- àtma-buddhi-prakàúam: Úaýkarànanda menjelaskan sebagai sva-buddhi-sàkûióam, yang berupa sinar atau saksi dari pengetahuan àtman.
- Ini bisa diturunkan menjadi dua :
(1) àtmaiva-buddhir àtma-buddhiá saiva prakàúo’syety àtma-buddhi-prakàúam.
(2). Àtma-buddhim prakàúayatìty àtma-buddhi-prakàúam. Ú. - V. àtma-buddhi-prasàdam. Àtmani yà buddhis tasyàá prasàdakaram.S, dia yang melalui anugrahnya sendiri mewujudkan dirinya.
VI.19. niûkalaý niûkriyaý úàntaý niravadyaý
nirañjanam. amåtasya paraý setuý dagdhendhanan ivànalam.
19. Kepada dia yang tanpa bagian, tanpa kegiatan,
tenang, tidak bisa didekati, tanpa cacat, jembatan Yang Maha Tinggi kearah
keabadian, seperti api yang dengan minyaknya terbakar.
- nirañjanam nirlepam, tanpa cacat.
VI.20. yadà carmavad àkàúam veûþayiûyanti mànavàá.
tadà devam avijñàya duákhasyànto bhaviûyati
20. Ketika orang-orang menggulung angkasa
seolah-olah angkasa ini hanya selembar kulit, maka akan ada akhir dari
kesengsaraan, selain daripada mengerti Tuhan.
- Menggulung angkasa seperti selembar kulit adalah hal yang mustahil, tetapi ketika kemustahilan itu menjadi mungkin, maka pada saat itulah kesengsaraan sirna, bahkan tanpa mengerti Tuhan. Tidak ada jalan lain untuk menghilangkan kesengsaraan selain pengetahuan tentang Tuhan.
- devam: v,úivam.
VI.21. tapaá-prabhàvàd deva-prasàdàc ca, brahmà ha
úvetàúvataro’tha vidvàn. atyàúramibyaá paramam pavitram, provàca samyag åûi
saýgha-juûþam
21. Dengan kekuatan tapa dan anugrah Tuhan, Úvetàúvatara
yang arif dengan sikap yang patut, berbicara tentang brahman Yang Maha Tinggi,
suci kepada para petapa yang berpengetahuan luas, yang menyenangkan pertemuan
orang-orang suci ini.
- Dengan kekuatan tapa dan anugerah Tuhan,
anugerah Tuhan bukanlah menunda kekuatan-kekuatan jiwa melainkan memuliakannya
kepada kegiatannya yang paling tinggi. Yang gaib lebih mengintensifkan yang
alamiah. Tidak ada hal yang bersifat sulap yang mencampuri kehidupan manusia.
Kita adalah manusia dan bukan benda. Kebebasan kita tidak dapat dihancurkan
oleh anugrah surgawi. Dengan perbuatannya yang bebas manusia membuat
cita-citanya yang dia kejar.
Baron Von Hugel mengutip dari Tractatus de Gratia et Libero Arbitrio, karangan St, Bernard. 66.XIV.47: “Sesuatu yang dimulai dari anugerah akan bisa didapat oleh kedua-duanya baik oleh anugerah maupun oleh Kehendak Yang Bebas dan karena itu bekerja bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri, bersama-sama dan bukan bergantian, pada setiap tahap dari seluruh proses. Tindakan-tindakan itu bukanlah sebagian anugerah dan sebagian Kehendak Yang Bebas, tetapi keseluruhannya dari kedua-duanya adalah dipengaruhi oleh kegiatan yang tidak terbagi”. ‘The Mystical Element of Religion, Jilid I.h.69.ff. - Petapa yang berpengetahuan luas : paramahaýsa-saýnyàsinas ta evàtyàúramióaá. Ú. yang tertinggi dari empat tingkatan pertapa. Bd. Caturvidhà bhikûavaú ca bahùdakau kuþìcakau haýsaá paramahaýsaú ca yo yaá paúcàt sa uttamaá.
VI.22. vedànte paramaý guhyam puràkalpe
pracoditam. nàpraúàntàya dàtavyam nàputràyàúiûyàya và punaá
22. Keajaiban Maha Tinggi dari Vedànta yang sudah
diumumkan dalam jaman yang lalu, tidak boleh diberikan kepada seseorang yang nafsunya
belum terkendali dan juga tidak boleh kepada seseorang yang bukan anak ataupun
murid.
- Lihat B.U.VI.3.12; Maitrì VI.29
- praúàntàya, prakarûeóa úàntam sakala-ràgàdi-mala-rahitaý cittam yasya tasmai putràya tàdåúa úiûyàya và dàtavyam. tad viparìtàya putràya úiûyàya và snehàdinà brahmavidyà na vaktavyà. Ú.
- Ini tidak pantas diajarkan kepada yang bukan anak atau murid apabila nafsu-nafsunya belum terkendali.
VI.23. yasya deve parà bhaktir yathà deve tathà
gurau. tasyaite kathità hy arthàá, prakàúante mahàtmanaá, prakàúante
mahàtmanaá.
23.
Pembicaraan mengenai hal ini, yang sudah diumumkan, bersinar ke segala arah,
kepada dia yang memiliki jiwa agung, yang memiliki bhakti terbesar kepada
Tuhan, dan kepada guru-rohaninya seperti kepada Tuhan. Ya, dia bersinar ke
segala arah kepada dia dia yang memiliki jiwa agung (mahatmanah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar