Kamis, 14 Juni 2012

Swetaswatara Upanisad (bab 3)

ÚVETÀÚVATARA UPANIÛAD 3

Úvetàúvatara Upaniûad termasuk dalam aliran Taittirìya dari Yajur Veda. Nama ini diambil dari åûi yang memberi ajaran ini. Bersifat tauhid dalam karakternya dan menyamakan Yang Maha Tinggi brahman dengan Rudra yang diartikan sebagai penyebab kebendaan dan penyebab yang berdaya guna dari alam semesta dan bukan saja penciptanya melainkan juga pelindungnya dan pembimbing. 
Unsur-unsur yang berhubungan dengan aliran Ketuhanan, Kepribadian, Tuhan dan bhakti kepada-Nya yang pasti akan ditemukan dalam Upaniûad lainnya, menjadi bahan pokok dalam Úvetàúvatara Upaniûad. Penekanannya bukan dalam brahman Yang Mutlak yang dengan kesempurnaannya yang menyeluruh tidak memungkinkan adanya perubahan atau perkembangan melainkan atas kepribadian Ìúvara. Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa yang merupakan perwujudan brahman


Istilah-istilah yang nantinya dipergunakan oleh falsafah Sàýkhya terdapat dalam Upaniûad ini, tetapi kegandaan Sàýkhya, puruûa dan prakåti diatasi. Alam atau pradhàna bukanlah hal yang berdiri sendiri tetapi adalah milik Tuhan,  devàtma-úakti. Tuhan adalah màyin pencipta dunia yang màyà atau yang dibuat olehNya Upaniûad ini mengajarkan tentang manunggalnya jiwa-jiwa dan alam semesta dalam Yang Nyata dan Maha Tinggi. Upaniûad ini ingin mempertemukana pandangan falsafah dan keagamaan yang berbeda yang hangat dalam jaman penyusunannya.

BAB III

REALITAS YANG MAHA TINGGI


y Eko jalvan¢xt ¡xn¢i." svaRNlokan¢xt ¡xn¢i." -
y EvWk £Ùve sM.ve cû y EtiÜdurm*taSte .viNt --1--
  
 
III.1. ya eko jàlavàn ìúata ìúanìbhiá sarvàn lokàn ìúata ìúanìbhiá, ya evaika udbhave sambhave ca, ya etad vidur amåtàs te bhavanti. 

1. Dia yang melempar jala, yang memerintah dengan kekuatannya untuk memerintah seluruh alam semesta dengan kekuatan untuk memerintah, yang tetap satu (identik), sedang (benda-benda dan perbuatan-perbuatan) timbul dan terus ada, mereka yang mengerti hal itu akan menjadi abadi.



Eko ih äd–o n iÜt¢yay tSquyR —maNlokan¢xt ¡xn¢i." -
p[Ty;( jnaiNtîit sÆukocaNt kale ss*Jy ivZva .uvnain gopa" --2--
  
  
III.2. eko hi rudro na dvitìyàya tasthur ya imàn lokàn ìúata ìúanìbhiá, pratyaò janàn tiûþhati sañcukocànta-kàle sasåjya viûvà bhuvanàni gopàá. 

2. Sesungguhnya Rudra adalah satu, tidak ada tempat untuk yang kedua, yang memerintah semua dunia-dunia ini dengan kekuatannya untuk memerintah. Dia  berseberangan dengan makhluk-makhluk. Dia, yang melindungi, setelah menciptakan semua dunia ini, akan meleburnya kembali pada akhir waktu.
  • Yang Nyata Yang Maha Tinggi disamakan dengan Rudra, yang diberi tiga tugas, yaitu penciptaan, melindungi atau pemeliharaan dan peleburan.
  • Dalam Åg Veda Rudra adalah lambang kekuatan penghancur dari alam, diumpamakan dengan badai dan halilintar. Dalam bagian berikut dari Veda ini, dia dilukiskan sebagai Úiva, yang baik, sebagai Mahàdeva, dewata maha agung. Bahkan dalam Åg Veda diceriterakan bahwa beliau bersemayam di gunung-gunung, bahwa beliau memiliki rambut yang diikat, bahwa beliau memakai pakaian kulit binatang.
  • pratyaò: berhadapan. Dia hidup sebagai pratyag-àtman.
  • sarvàýú ca janàn praty antaraá prati puruûam avasthitaá. Ú. yang juga mengutip “rùpaý-rùpam pratirùpo babhùva”.



ivëté=uät ivëto mu%o ivëto bahuät ivëtSpat( -
s' bahu>ya' /mit sMpt]WÛaRva.Um¢ jnyNdev Ek" --3--
  

III.3. viúvataú cakûur uta viúvato mukho viúvato bàhur uta viúvatas-pàt. sam bàhubhyàý dhamati sampatatrair dyàvà-bhùmì janayan deva ekaá. 

3. Dewata yang satu itu; yang mempunyai mata pada setiap sisi muka pada setiap sisi, tangan pada setiap sisi, kaki pada setiap sisi, menciptakan svarga dan bumi dan menggabungkan keduanya dengan tangan-tangannya dan sayap-sayapnya.
  • Lihat R.V.X. 81. 3; Atharva Veda XII.2.26; Vàjasaneyi Saýhità XVII. 19; Taittirìya Saýhità IV. 6. 2. 4; Taittirìya Àraóyaka X. 1. 3.



yo devana' p[.vaéoÙvé ivëai/po äd–o mhizR" -
ihr<yg.| jnyamas puva| s no bu×)a xu.ya sMyunµ¦ --4--
  

III.4. yo devànàý prabhavàú codbhavaú ca viúvàdhipo rudro maharûiá. hiraóya-garbham janayàmàsa purvàm sa no buddhyà úubhayà samyunaktu. 

4. Dia yang merupakan sumber dan asal para dewata, penguasa semuanya, Rudra, åûi yang agung, yang mula pertama memberikan kelahiran pada benih emas (Hiraóya garbha), semoga Dia memberikan pandangan yang jernih kepada kita.
  • Lihat IV. 12.
  • Hiraóya garbha adalah wujud yang dianugerahi dengan gagasan yang jelas. hitam ati ramaóìyam aty-ujjvalaý jñànaý garbhaá antas-sàraá yasya tam. Ú. Dalam mantra ketiga tekanan adalah kepada bentuk kosmis viràþ svarùpa; di sini pada jiwa kosmis, jiwa dunia, Hiraóya-garbha.


DOA KEPADA RUDRA




ya te äd– ixva tnUr`orapapkaixn¢ - tya nStnuva xNtmya igir xNtai.cakx¢ih  --5--  


III.5. yà te rudra úivà tanùr aghoràpàpakàúinì, tayà nas tanuvà úantamayà giri-úantàbhicàkaúìhi. 

5. Rudra, ragamu yang baik, tidak menakutkan, tidak memperlihatkan kejahatan, dengan raga yang demikian welas asih, wahai, penghuni gunung, perlihatkanlah dirimu kepada kami.
  • Untuk mantra ini dan berikutnya lihat Vàjasaneyi Saýhità XVI. 2-3 raga yang baik: ini tidak sama dengan kenyataannya yang mutlak. Ini sama dengan dharmakàya dalam ajaran Buddha.

yaimxu' igirxNt hSte ib.SyRStve - ixva' igir] ta' k¦ä ma ih's¢" puäz' jgt(  --6-- 


III.6. yàm iúuý giriúanta haste bibharûy astave, úivàý giritra tàý kuru mà hiýsìá puruûaý jagat. 

6. Wahai, penghuni diantara gunung-gunung, buatlah panah yang memberi harapan yang dipegang pada tanganmu untuk dilempar. Wahai Pelindung gunung, janganlah melukai manusia atau binatang.
  • puruûam asmadìyaý jagad api kåtsnam. Ú. manusia dan selain dari manusia.

Pengetahuan Yang Maha Tinggi Sebagai Jalan Menuju Kehidupan Yang Abadi




tt" pr' b[õ pr' b*hNtMyqa inkay' svR.Utezu gU!m( - ivëSyWk' pirveiìtarm¢x' t' DaTvam*ta .viNt  --7--  


III.7. tataá param brahma param båhantam yathà-nikàyaý sarva-bhùteûu gùðham.  viúvasy aikam pariveûþitàram ìúaý taý jñàtvàmåtà bhavanti. 

7. Lebih tinggi dari ini adalah brahman, yang maha tinggi, yang agung yang tersembunyi dalam semua makhluk yang sesuai dengan raga mereka, yang satu yang melingkupi alam semesta, mengerti akan Dia, Yang Maha Kuasa, manusia akan menjadi abadi.
  • tataá param: lebih tinggi dari yang ini. Yang dimaksud adalah Dewata dalam Veda, Rudra atau dunia yang terwujud. Yang dimaksud di sini adalah Ìúvara, yang lebih tinggi dari Hiraóya-garbha dan viràþ-rùpa, kepada penguasa yang bersemayam, antaryàmin, kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Tinggi, parameúvara.



vedahmet' puäx' mhaNtmaidTy v,| tms" prStat( - tmev ividTva Aitm*Tyumeit naNy" pNqa ivÛte_ynay  --8--  


III.8. vedàham etam puruúam mahàntam àditya-varóaý tamasaá parastàt. tam eva viditvà atimåtyum eti nànyaá panthà vidyate’yanàya. 

8. Aku mengerti Wujud Maha Tinggi yang berwarna matahari di luar kegelapan. Hanya dengan memahami-Nya seseorang bisa melewati kematian. Tidak ada jalan lain untuk menuju ke sana.
  • Lihat VI. 15; B.G. VIII.9. nànyaá panthà: tidak ada jalan lain.
  • panthà, jalan; pathikåt, pembuat jalan.
  • ayanàya: untuk pergi (kepada pembebasan).
  • apavarga-gamanàya saýsàràbdheá pàra-gamanàya và.
  • åûi Úvetàúvatara berkata bahwa dia telah melihat Yang Maha Tinggi yang bersemayam di luar semua kegelapan, bahwa di telah menyeberangi dunia saýsàra.



ySmaTpr' naprmiSt ikiÆTySman{a,¢yo n Jyayo_iSt ikiÆt( - v*= —v StB/o idiv itîTyekStene_d' pU,| puäze, svRm(  --9--  
III.9. yasmàt paraý nàparam asti kiñcit yasmàn nàóìyo na jyàyo’sti kiñcit. våkûa iva stabdho divi tiûþhaty ekas tene’dam pùróaý puruûeóa sarvam. 

9. Tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih kecil, tidak ada yang lebih besar, dia yang berdiri sebagai pohon di svarga oleh-Nyalah, seluruh dunia ini terisi.
  1. Lihat Kaþha VI.1.
  2. divi: di svarga, dyotanàtmani sve mahimni. Ú; berdiri dalam kebesarannya sendiri.



tto yduTtrtr' tdåpmnamym( - y EtiÜdurm*taSte .viNt - Aqetre duu"%mevaipyiNt  --10--  


III.10. tato yad uttarataraý tad arùpam anàmayam, ya etad vidur amåtàs te bhavanti, athetare duákham evàpiyanti. 

10. Itu yang di luar alam ini adalah tanpa bentuk dan tanpa penderitaan. Dia yang mengerti hal ini akan menjadi abadi, tetapi yang lain hanya akan memperoleh kesedihan.

Wujud Kosmis




svaRnn ixro g[¢v" svR .Ut guhaxy" - svR Vyap¢ s .gvan( - tSmaTsvR gtiXxv"  --11--  


III.11. sarvànana-úiro-grìvaá sarva-bhùta-guhàúayaá, sarva-vyàpì sa bhagavàn, tasmàt sarva-gataú úivaá. 

11. Dia yang pada muka-muka, kepala-kepala, leher-leher dari semuanya, yang bersemayam pada goa (dari jantung) dari semua makhluk, yang ada dimana-mana, dialah Penguasa, dan karena itu Úiva Yang Maha Tahu.
  • Lihat R.V.X. 81.3;X.90.1. Ú. menjelaskan Bhagavat dengan mengutip mantra ini:
    aiúvaryasya samagrasya, dharmasya, yaúasaá úriyaá jñàna-vairàgyayoú caiva ûaóóàm bhaga itìraóà.
    Dia yang memiliki enam sifat dari penguasa semesta yaitu, kebenaran, kemashuran, kemakmuran, kebijaksanaan dan pelepasan adalah Bhagavàn.



mhaNp[.uvWR puäz" sÑvSyWz p[vtRk" - suinmRlaimma' p[aiPtm¢xano JyoitrVyy"  --12--  


III.12. mahàn prabhur vai puruûaá sattvasyaiûa pravartakaá, sunirmalàm imàm pràptim ìúàno jyotir avyayaá. 

12. Wujud itu sesungguhnya adalah penguasa yang agung, penyebab dari makhluk yang maha tinggi. (Dia mempunyai kekuatan untuk) mencapai kemurnian yang maha tinggi, yang memerintah, sinar yang tiada habisnya (sinar yang kekal).
  • sattva: makhluk yang maha tinggi, Menurut Ú. alat yang di dalam, antaá-karaóa.



A½uî m]" puäzo_NtraTma sda jnana' òdye siNNvì" - òda mNv¢xo mnsai.³Pto y EtiÜdurm*taSte .viNt  --13--  
III.13. aòguûþha-màtraá puruûo’ntaràtmà sadà janànàý hådaye sannviûþaá. hådà manvìúo manasàbhikípto ya etad vidur amåtàs te bhavanti. 

13. Wujud sebesar jempol adalah àtman yang di dalam, yang selalu bersemayam pada jantung manusia. Dia adalah penguasa dari pengetahuan, diberi bingkai oleh jantung dan pikiran. Mereka yang mengerti hal itu akan menjadi abadi.
  • manvìúo: penguasa dari pengetahuan, jñàneúah. Ú. v. manìûà, dengan pikiran. Bacaan ini ‘hrdàmanìûà manasàbhikípto’ diambil alih oleh Úaýkarànanda, Nàràyaóa dan Vijñàna-bhikûu.



shñx¢zaR puäz" shña=" shñpat( - s .Uim' ivëto v*Tva ATyitîÖxa½ulm(  --14--  


III.14. sahasra-úìrûà puruûaá sahasràkûaá sahasra-pàt, sa bhùmiý viúvato våtvà aty atiûþhad daúàògulam. 

14. Wujud ini mempunyai seribu kepala, seribu mata, seribu kaki, dia mengelilingi bumi dari semua sisi dan berdiri sejarak sepuluh jari berhadapan.
  • Lihat R.V.X.90.1. daúàògulam: sejarak sepuluh jari. anantam apàram. Ú. tiada habisnya, tanpa pantai. Walau Yang Maha Tinggi mewujudkan diriNya pada kosmos, Dia juga berada di atasnya.



puäz Evedd' sv| yÙUt' y .Vym( - £tam*tTvSyexano ydÞenaitrohit  --15--  


III.15. puruûa evedaý sarvam yad bhùtam yac ca bhavyam, utàmåtatvasyeúàno yad annenàtirohati. 

15. Wujud ini sesungguhnya adalah seluruh alam semesta, apa saja yang sudah ada dan apa yang akan ada. Dia juga penguasa dari keabadian dan apa saja yang berkembang karena makanan.
  • Lihat R.V.X.90.2. Sàyaóa menjelaskan bahwa dia adalah penguasa dari semua yang abadi yaitu dewata, sebab mereka tumbuh menjadi tingkatannya yang sekarang karena makanan.



ya te äd– ixva tnUr`orapapkaixn¢ - tya nStnuva xNtmya igir xNtai.cakx¢ih  --16--  
III.16. sarvataá pàói-pàdaý tat sarvato’kûi-úiro mukham, sarvataá úrutimal loke sarvam àvåtya tiûþhati. 

16. Dalam setiap sisi Wujud ini mempunyai satu tangan dan satu kaki, pada setiap sisi ada mata, kepala dan muka. Ini mempunyai telinga dimana-mana. Dia memberikan arah kepada semuanya dalam alam semesta.
  • Lihat B.G.XIII.13.



sveRiNd–y gu,a.as' sveRiNd–y ivvijRtm( - svRSy p[.um¢xn' svRSy xr,' b*ht(  --17--  


III.17. sarvendriya-guóàbhàsaý sarvendriya-vivarjitam, sarvasya prabhum ìúanaý sarvasya úaraóam båhat. 

17. Mencerminkan sifat-sifat dari semua indriya dan sekaligus, tanpa indriya, itu  adalah penguasa dan penguasa, itu adalah tempat berlindung dari semuanya.
- Lihat B.G.XIII.14.





nv Üare pure deh¢ h'so lIlayte bih" - vx¢ svRSy lokSy SqavrSy crSy c  --18--  


III.18. nava-dvàre pure dehì haýso lìlàyate bahiá, vaúì sarvasya lokasya sthàvarasya carasya ca.  

18. Jiva yang mempunyai raga dalam kota yang mempunyai sembilan pintu, bergerak ke sana ke mari dalam alam luar, pengendali seluruh alam semesta, yang tidak bergerak dan yang bergerak.
  • Lihat Kaþha V.1; B.G.V.13.
  • haýsa: jiwa. Ini adalah Jiwa Alam Semesta.
  • haýsaá paramàtmà hanty avidyàtmakam kàryam. Ú.



Apai, pado jvno g*h¢ta pXyTyc=u" n x*,oTyk,R" - so veiTt veÛ' n c tSyaiSt veTta - tmahunRg[)' puäz' mhaNtm(  --19--  


III.19. a-pàói-pàdo javano gåhìtà paúyaty acakûuá sa úåóoty akaróaá, so vetti vedyaý na ca tasyàsti vettà, tam àhur nagryam puruûam mahàntam. 

19. Tanpa kaki atau tangan, tetapi tangkas dan bisa memegang, dia melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga. Dia mengetahui apa yang semestinya diketahui; mengenai dia tiada seorang pun yang mengetahui. Mereka menyebutnya Wujud Awal atau  Wujud Maha Tinggi.





A,or,¢yaNmhto mh¢yanaTma guhaya' inihto_Sy jNto" - tm¹tu' pXyit v¢t xoko /atuu" p[sadaNmihmanm¢xm(  --20--  


III.20. aóor aóìyàn mahato mahìyàn àtmà guhàyàý nihito’sya jantoá. tam akratum paúyati vìta-úoko dhàtuá prasàdàn mahimànam ìúam. 

20. Lebih halus dari yang halus, lebih besar dari yang besar adalah àtman yang bersemayam pada goa (pada jantung) setiap makhluk. Manusia mengartikan Dia sebagai yang tanpa tindakan dan terbebas dari kesengsaraan, melalui anugrah Pencipta, dia melihat Penguasa dan keagungannya.
  • Lihat Taittirìya Àraóyaka X.10-1.
  • akratum: tanpa tindakan. viûaya-bhoga-saýkalpa-rahitam. Ú.
  • dhàtuá prasàdàt: melalui kejelasan karena pengendalian indriya. Alat indriya dianggap sebagai dhàtu.


vedahmetmjr' pura,' svaRTman' svRgt' iv.uTvat( - jNm inro/' p[vdNit ySy b[õvaidno_i.vdiNt inTym(  --21--  

III.21. vedàham etam ajaram puràóaý sarvàtmànaý sarva-gataý vibhutvàt, janma - nirodham pravadanty yasya brahmavàdino’bhivadanti nityam. 

21. Aku tahu àtman yang tidak pernah sakit ini, yang merupakan awal dari semuanya, berada pada apa saja dilihat dari sifat-Nya yang tidak terbatas. Kepada siapa mereka mengumumkannya, akan ada pemberhentian kelahiran. Pemuja brahman memproklamirkan Dia sebagai Yang Abadi.
  • janma-nirodham: pemberhentian kelahiran. Kepada siapa si pandir berpikir bahwa ada kelahiran dan kematian.
  • yasya janma-nirodham mùðhàá pravadanti. Úaýkarànanda.
  • Nàràyaóa Dìpikà mengusulkan dibaca, janma-nirodhaý na vadanti yasya. Untuk siapa kematian dan kelahiran tidak dibicarakan.
  • Suatu saat hal ini dipakai untuk penciptaan dan penghancuran dunia, yasya parameúvarasya karma jagataá janma-saýhàrau. Vijñàna-bhikûu.
  • Bab ini menjelaskan bahwa Yang Tanpa Pribadi dan Kepribadian brahman dan iúvara bukanlah dua hal yang berbeda tetapi hal yang sama dalam dua seginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar