Senin, 09 April 2012

UPANISAD 1 - BRIHAD’AARANYAKA UPANISAD

Kata Upaniûad berasal dari kata Upa (dekat), ni (di bawah), sad (duduk); jadi di bawah dan di dekatnya. Sekelompok siûya (murid) duduk dekat sang guru untuk mempelajari ajaran Upaniûad, mengkaji masalah yang paling hakiki dan menyampaikan kepada para siûya di dekat mereka. Orang-orang suci ini mengambil sikap tidak banyak bicara dalam menyampaikan kebenaran. Mereka berharap supaya bisa merasa puas, bila murid mereka berpikiran rohani dan bukannya keduniawian. (Bd. Plato: “Untuk menemukan Bapak dan Pencipta Semesta ini adalah tugas maha berat; dan ketika kamu menemukan-Nya akan sangat sukar memberitahukannya kepada semua orang”. Timaeus.)

Untuk memperoleh hasil dari pelajaran kerohanian kita memerlukan pembawaan rohani pula. Upaniûad berisi keterangan mengenai pentingnya arti gaib dari suku kata aum, pengertian kata-kata gaib seperti tajjalàn, yang hanya bisa didengar oleh mereka yang sedang di-dikûa dan juga masalah-masalah serta ajaran-ajaran rahasia. Upaniûad menjadi nama yang penuh misteri, rahasyam, disampaikan hanya kepada sedikit orang-orang yang telah teruji.



BÅHAD’ÀRAÓYAKA UPANIÛAD

Båhad-àraóyaka Upaniûad yang dianggap sebagai yang terpenting dari semua Upaniûad, membentuk bagian daripada Úatapatha-Bràhmaóa. Upaniûad ini terdiri dari tiga kàóða atau bagian, yaitu Madhu Kàóða yang mengajarkan tentang identitas dasar dari individu dan àtman Semesta. Yàjñavalkya atau Muni Kàóða yang memberikan pembenaran secara falsafah dari ajaran ini dan Khila Kàóða, yang membicarakan tentang beberapa macam pemujaan dan samàdhi, upàsana, yaitu menjawab secara garis besar tiga tahap kehidupan beragama, úravaóa, mendengarkan upadeúa atau ajaran, manana, pemikiran logis, upapatti dan nididhyàsana atau samàdhi perenungan. Dari dua resensi/pembahasan (bhàûya) atas Úatapatha Bràhmaóa ini, yaitu kàóva dan màdhyandina, Sri Úaýkara mengikuti yang pertama dan yang dipakai di sini adalah hal yang sama.


BAB I
Bràhmaóa Pertama

AO' -- £za va AëSy me?ySy ixr" - sUyRé=u" vat" p[a," - VyaÑamig{v°ëanr" - s'vTsr AaTmaëSt me?ySy - ÛO" p*îm( - ANtir=mudrm( - p*iqv¢ pajSym( - idx" paëe - AvaNtridx" paxRv" ¨tvo½ain - masaéa/Rmasaé pvaRi, Ahora]ai, p[itîa" - n=]aNyî¢in - n.o ma'sain - ¤v?y' iskta" - isN/vo gud" - y²Â ºomané pvRta" - Aoz/yé vnSptyé lomain - £ÛNpUvaR/R" - inMlocÇ`na/R" yiÜj*M.te tiÜÛotte - yiÜ/Unute tt( Stnyit - yNmehit tÜzRit - vagevaSy vak( --1--

1.   aum. uûà và aúvasya medhyasya úiraá, sùryaú cakûuá vàtaá pràóaá, vyàttam agnir vaiúvànaraá; saývatsara àtmàúvasya medhyasya, dyauá påûþham, antarikûam udaram, påthivì pàjasyam, diúaá pàrúve, avàntaradiúaá pàrúavaá åtavoògàni, màsàú càrdhamàsàú ca parvàói ahoràtràói pratiûþhàá, nakûa-tràny asthìni, nabho màýsàni; ùvadhyaý sikatàá, sindhavo gudàá, yakåc ca klomànaú ca parvatàá, oûadhayaú ca vanaspatayaú ca lomàni. udyan pùrvàrdhaá, nimlocañ jaghanàrdhaá, yad vijåmbhate tad vidyotate, yad vidhùnute tat stanayati, yan mehati tad varûati; vàg evàsya vàk.
1.   Aum, sesungguhnya, fajar adalah kepala dari kuda yajña, matahari adalah matanya, angin adalah nafasnya, mulutnya yang terbuka adalah api Vaiúvànara; tahun adalah tubuh dari kuda yajña, langit adalah punggungnya, antarikûa adalah perutnya, bumi sebagai telapak kakinya, mata angin sebagai sisi-sisinya, mata angin-antara adalah rusuk-rusuknya, musim adalah anggota-anggota tubuhnya, bulan dan tengah bulanan sebagai persendiannya, siang dan malam adalah kakinya, bintang-bintang adalah sebagai tulangnya, mendung sebagai dagingnya, makanan dalam perut adalah sebagai pasirnya, sungai adalah urat darahnya, hati dan paru-paru adalah gunung-gunungnya, pohon-pohon obat dan pepohonan adalah rambutnya. Matahari terbit adalah bagian depannya dan matahari terbenam bagian belakangnya, ketika dia menguap maka terjadilah petir dan ketika dia menggoyangkan tubuhnya maka terjadilah guntur, ketika dia membuang air kecil terjadilah hujan; suara sesungguhnya adalah suaranya.
  

Bab pertama dari Upaniûad ini adalah bab ketiga dari Àraóyaka.
  • aúvamedha: pada yajña ini, seekor kuda dilepaskan dan sebanyak tiga ratus pengawal mengikuti langkahnya. Bila ada orang yang menghalangi majunya kuda maka pengawal harus melawannya. Ketika kuda ini menyelesaikan tugasnya mengelilingi dunia dan kembali ke ibukota negara maka dia dijadikan korban dan raja yang melakukan korban ini menobatkan diri sebagai maharaja yang berkuasa penuh.
  • aúvamedha ini diceriterakan dengan panjang lebar pada Úatha-patha Bràhmaóa (XII, 1-5) dan di sini diberikan satu penafsiran kosmis. Ini digunakan sebagai alat dari kebenaran agama.
  • Gagasan yajña sebagai jalan kearah penciptaan bisa ditelusuri sampai pada Puruûa Sùkta dari Åg.Veda (X. 90. 129) dimana dari setiap anggota dari makhluk semesta, Puruûa, beberapa bagian dari dunia diciptakan.
  • aúvasya medhyasya: dari kuda korban, medhàrhasya. Ú.
  • vyàttam: mulut terbuka, vivåtam mukham. Ú.
  • àtmà: tubuh, úarìraý càtmà. Ú.
  • pàjasyam: kaki, pàdasyam, pàdàsana-sthànam. Ú. Lihat M.U. II. 1. 4. Bumi adalah telapak kakinya. Hal yang bersifat supra-fisik hanya akan bisa dicapai kalau kita berpijak kukuh atas hal yang bersifat fisik. Pemikir-pemikir Upaniûad mencapai kesimpulan mereka dengan mempelajari kenyataan-kenyataan yang masuk diakal, dan kenyataan konkrit dari dunia fisik ini.
  • parvàói: sendi-sendi, sandhayaá. Ú.
  • nabhaá : mendung, nabhasthà meghàá.
  • ùvadhyam: setengah dicerna dalam perut, udarastham ardhajìróam aúanam. Ú.
  • gudàá: saluran darah, nàðyaá. Ú.
  • vijåmbhate: menguap (kalau mengantuk), gàtràói vinàmayati, vikûipa ti. Ú. vijåmbhaóam mukha-vidàraóam.
  • vidhùnute: menggoyangkan, gàtràói kampayati. Ú.
  • mehati: kencing, mùtraý karoti. Ú.




AhvaR Aë' purStaNmihmaNvjayt - tSy pUveR smud–e yoin" - rai]ren' péaNmihmaNvjayt - 
tSyapre smud–e yoin" - EtO va Aë' mihmanavi.t" sMb.Uvtu" hyo .UTva devanvht( - 
vaj¢ gN/vaRn( AvaRsuran( - Aëo mnuZyan( - smud– EvaSy bN/u" - smud–o yoin" --



2. ahar và aúvam purastàn mahimà nvajàyata. tasya pùrve samudre yoniá, ràtrir enam paúcàn mahimà nvajàyata, tasyàpare samudre yoniá, etau và aúvam mahimànàv abhitaá sambabhùvatuá hayo bhùtvà devàn avahat, vàjì gandharvàn, arvàsuràn, aúvo manuûyàn; samudra evàsya bandhuá, samudro yoniá.

2. Siang sesungguhnya muncul untuk sang kuda ketika kereta yang disebut mahiman muncul di depannya (kuda). Sumbernya adalah pada lautan di Timur. Malam sesungguhnya muncul untuk sang kuda ketika kereta yang disebut mahiman muncul di belakangnya. Sumbernya adalah di lautan Barat. Kedua kereta ini sesungguhnya muncul pada kedua sisi kuda sebagai dua kereta yajña. Menjadi kuda sembrani dia membawa para dewata, sebagai kuda pemacek dia membawa para gandharva, sebagai kuda balap dia membawa raksasa dan sebagai kuda biasa dia membawa manusia. Laut adalah keluarganya, laut adalah sumbernya.
  • Pada upacara korban kuda, aúva-medha, dua kereta masing-masing ditempatkan di depan dan di belakang kuda, terbuat dari emas dan perak, untuk membawa persembahan yajña. Di sini diartikan secara kosmis sebagai yang dari timur (Teluk Benggala) dan Barat (Laut Arab).
  • mahimà: kebesaran, mahattvam. Ú.
  • Kedua kereta terbuat dari emas dan perak. Kereta emas adalah siang hari sebab kedua-duanya bersinar, dìpti-sàmànyàt kereta perak adalah malam, sebab baik kata ràjata dan ràtri dimulai dengan suku kata yang sama, yaitu rà. Perak dan malam mungkin mempunyai sifat yang sama apabila malamnya bulan purnama, candrikà-dhavalatva-sàmyàt. 
  • Lautan ditafsirkan oleh Ú. sebagai àtman Maha Tinggi paramàtmà, samutpadya bhùtàni dravanty asminn iti vyutpattyà parama-gambhìrasy eúvarasya samudra-úabdatàm àha. Lihat A.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar